Senin, 21 Maret 2011

Farhan: Anak Muda Butuh "Life Skill"

Beberapa minggu ini berita tentang Narkoba rajin menghiasi televisi. Tiada lain tiada bukan isu ini kembali mencuat terkait tertangkapnya beberapa publik figur dari kalangan selebritis karena kasus penyalahgunaan Narkoba. Hal ini cukup menggelitik kami. Kami berasumsi media khususnya televisi cenderung pragmatis menyikapi isu Narkoba, setelah ada artis tertangkap barulah ramai mereka membahas tentang masalah sosial yang satu ini. Berbanggalah kami karena Muhammad Farhan yang kita kenal sebagai presenter televisi dan penyiar radio ini mau berbagi pendapatnya tentang fenomena Narkoba dan media serta pendapatnya tentang pendekatan-pendekatan gerakan anti Narkoba. Eits, jangan salah presenter berjiwa muda yang terkenal salah satunya lewat acara Om Farhan ini memiliki kapabilitas lho soal Narkoba karena beliau juga dikenal memiliki kepedulian lewat aktivitas pencegahan penyalahgunaan Narkoba sejak dini. Mungkin sebagian dari kalian akan sedikit mengerenyitkan dahi, kenapa kontributor Drug Free Youth Indonesia kali ini cukup "jomplang" dengan kontributor-kontributor sebelumnya terutama dari segi usia (ups..). Seperti apa yang dikatakan oleh seorang seniman revolusioner Pablo Picasso, "Youth has no age". Yuk, simak pendapat dan gagasan brilliant Kang Farhan berikut ini.


(DFY): Apa kabar Kang, sedang sibuk apa sekarang?

(Farhan): Sekarang sedang siaran di Delta FM jaringan Jakarta, Bandung, Surabaya, Medan, Makassar & Manado. Juga sedang mengelola resto di Sulanjana 17 Bandung, sekalian juga jadi bagian pengembangan bisnis Persib Bandung

(DFY): Baru-baru ini akhirnya media ramai lagi bicarain soal drugs terkait tertangkapnya beberapa artis karena kasus Narkoba. Menurut Kang Farhan gimana seharusnya peran media untuk memutus rantai Narkoba ini?

(Farhan): Eksistensi Media diukur dari impact & impresi kepada publik. Adalah sebuah pilihan bagi tiap media, impact & impresi (dampak dan kesan, red) apa yang mau ditinggalkan. Artinya yang diperlukan adalah komitmen dari media untuk melakukan penerbitan atau penayangan, juga upload konten Anti Narkoba.

(DFY): Rezim sebuah kekuasaan bisa jatuh oleh massive-nya gerakan di social media. Menurut Kang Farhan apakah itu bisa berlaku juga untuk pergerakan anti Narkoba di Indonesia?

(Farhan): Sulitnya menegakkan pencegahan dini narkoba, karena sikap anti Narkoba sering dianggap sebagai sikap yang normatif, formal & terbatas hanya retorika. Sementara itu media sosial online menjadi besar karena sifatnya yang menembus semua batasan formalitas. Jadi kalau gerakan anti Narkoba mau memanfaatkan social media, maka kita semua harus menanggalkan semua kesan formal & normatif.
Saya sendiri sangat menggemari kampanye pencegahan yang fokus pada life skill. Lagipula kampanye yang dikemas dengan mengajak anak-anak muda ikutan terlibat, plus dapet skill baru jauh lebih menarik untuk "dijual" di media sosial.
Jadi intinya, kalo mengharapkan sosmed (social media, red) dengan sendirinya akan membantu kampanye anti Narkoba maka itu seperti menunggu banjir Jakarta hilang sendiri ! Kalo kita ingin memanfaatkan sosmed untuk gerakan anti Narkoba yang massive maka harus pake strategi komunikasi yang tangguh !



(DFY): Menurut Kang Farhan gerakan anti Narkoba seperti apa yang paling ideal untuk diterapkan pada anak muda?

(Farhan): Saya sangat percaya bahwa untuk mencegah seorang anak muda menjauh dari Narkoba, adalah dengan life skill. Skill ini memberikan kemampuan pada seorang anak muda untuk bisa bersikap dengan percaya diri ! Sering sekali kurangnya PeDe menyebabkan seorang anak muda gak kuat menghadapi peer pressure (tekanan rekan sebaya, red). Jadi aktifitas yang bisa ningkatin Life Skill adalah jawabannya.

(DFY): Kira-kira apa pendekatan yang cocok dan yang gak cocok untuk anak muda?

(Farhan): Yang cocok adalah yang memancing aktifitas anak muda. Aktifitas ini harus yang meningkatkan skill, sehingga anak-anak muda merasa ada gunanya bergabung. Unsur-unsur seperti fun, partnership & kreatifitas jadi menu wajib tuh.
Yang udah gak cocok adalah yang berupa komunikasi satu arah ! Maka pembicara yang udah tua & membosankan hanya akan jadi back fire. Biasanya pembicara yang begitu akan bikin bosen audience anak muda, akhirnya pada ribut sendiri ! Ujungnya si pembicara marah & menuduh anak-anak muda jaman sekarang gak punya perhatian. Anak-anak muda di approach dengan karakteristik yang unik. Yang mencuri perhatian dan beda !.

(DFY): Give us your shout out please...
(Farhan): "LIFE is about choices, choose the right one for LIFE"

Tidak ada komentar:

Posting Komentar